Bang
Zul, 30, tersenyum manis sambil menyereput manisnya kopi buatan Pak Butet. Ia
asli orang Tanjungpinang. Ia merupakan salah satu pelanggan setia kedai kopi
Hawai. Meski sudah 30 tahun Bg Zul orangnya manis namun sayang, ia sampai
sekarang masih belum memiliki istri yang bisa membuatkan ia secangkir kopi di
pagi hari.
“Banyak
yang datang ke sini. Yang datang itu orang-orang Dinas, warga biasa baik dari
Tanjungpinang ataupun di sekitaran Kijang” ungkap Bang Zul sambil sedikit menyeruput
kopinya kembali. Siapa yang tidak kenal kedai kopi kopi Hawai. Kedai kopi ini
sudah berdiri sejak zaman orang tua saya masih pada muda-muda kira-kira sekitar
tahun 80-an. Memang Pak Butet mampu melayani pengujungnya dengan baik dan setia
hingga sampai sekarang kedai kopi miliknya tiada siapapun yang mampu menandingi
kehebatannya.
Jalan Pasar Berdikari no 177 Kijang,
disitulah dibngun kedai kopi yang nikmat dan mampu menggugah selera warga. Di
kala matahari belum menunjukkan semua tubuhnya bahkan tetesan embun masih
membasahi dedaunan dan terpaan semilir angin para karyawan kedai kopi ini sudah
membuka tempat kerjanya. Dari jam 6 sampai jam 4 atau hampir jam 5 para
karyawan setia Pak Butet bekerja untuknya.
Pak Butet dan para karyawannya
membuat kopi yang sesuai dengan pesanan pelanggan sehingga para pelanggan tidak
kecewa dan membuat mereka untuk datang lagi dan lagi. Setiap harga yang
ditentukan di sini sudah tentu sama saja dengan harga di tempat lain. Semuanya
murah meriah saja dan tentu di jangkau oleh kocek para warga.
Tempat yang memang nikmat digunakan
untuk berkumpul bersama teman ataupun saudara sambil mencicipi minuman kopi
yang terkanal nikmat ini. Tidak hanya kopi biasa yang di jual di sini Pak Butet
menyiapkan minuman lainnya yang tidak kalah nikmatnya sehingga mampu menggugah
pengunjung. Kopi dengan tambahan kekentalan dan kenikmatan dari susu jadi lah
kopi susu dengan harga Rp6.000,00. Selain si hitam kopi juga ada the dengan tambahan
kekentalan dan kenikmatan si putih susu menjadikannya teh susu dengan harga
yang sama dengan kopi susu.
Pelanggan pria juga tidak perlu
khawatir. Buat mereka yang sudah tercandu oleh virus yang namanya tembakau yang
diracik sedemikian rupa sehingga muncullah yang namanya Rokok. Bermacam-macam
jenis rokok juga tersedia di warung sedehana ini. Kini si hitam yang memang
sengaja di datangkan dari Jambi ini mampu mencukupi beberapa keluarga hingga
dapat berkembang pesat sampai saat ini.
Menurut Pak Butet kini ia telah tua
fisknya tidak sekuat dulu bahkan rambutnya yang hitam kini memiliki warna yang
lain. Sehingga ia pun menyerahkan kedai kopi yang ia rintis ini kepada
anak-anaknya. Biarkanlah anaknya yang menjalankan usaha ini. Namun, meski sudah
berpindah tangan tetap saja kenikmatan pengolahan biji hitam ini tidak berubah
dari tahun ke tahun. (Zai)
Pemandangan dari depan Kedai Kopi HAwai yang terkenal nikmat. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar