Jumat, 10 Mei 2013

SMK Perikanan dan Kelautan Memiliki Siswa yang Hebat dan Berprestasi


BATAM, TRIBUN – Kijang (10/5) kedua anggota OSIS ini sangatlah kompak dalam berbagai bidang. Zulfikar Nacandra dan Meli Sudawanti Ketua dan Sekertaris OSIS di SMK Perikanan dan Kelautan ini memiliki prestasi yang gemilang di bidangnya.
Candra panggilan untuk Ketua Osis saat ini menjadi siswa kelas XI NoTika, postur tubuh yang gagah nampak jelas bahwa tidak salah ia memilih untuk masuk di SMK Perikanan dan Kelautan. Sesuai dengan cita-citanya bahwa ia ingin menjadi pelaut bila perlu menjadi Kapten agar bisa membahagiakan orang tuanya. Jabatan osis telah ia dapat namun, prestasi di bidang olahraga masih bisa ia raih.
            Bersama teman-teman satu teamnya Candra berhasil mendapat juara 3 dalam POPDA tingkat Provinsi. Meski demikian ia tidak ingin nilai pelajarannya menjadi turun sehingga ia pun pandai untuk mengatur waktu antara pelajaran, menjadi ketua OSIS, serta mengikuti latihan-latihan dalam ekstrakulikuler yang diadakan di sekolahnya.
Alasan Candra untuk masuk di sekolah ini, karena ia harus memiliki biaya yang besar jika ingin sekolah di luar daerahnya. Apalagi ia ingin menjadi seorang pelaut sehingga ia mantap memutuskan untuk bersekolah di sini.
           Hampir sama dengan ketua OSIS di sekolah ini, Meli sekertaris OSIS ini yang juga satu kelas dengan Candra. Memang badannya sedikit subur namun, ia memiliki cita-cita yang sangat mulia. Sebagai perempuan kulitnya yang putih, ia lebih memilih masuk di sekolah ini karena ia tertarik akan pembudidayaan yang berhubungan dengan kelautan dan perikanan.
            Meli juga memiliki prestasi yang tidak kalah, ia juga pernah mengikuti perlombaan POPDA dan mendapatkan juara 1 dalam kategori kejuaraan berenang. Menurut Meli “saya pernah di ejek ngapain masuk perikanan dan kelautan mau jadi nelayan atau mau jahit-jahit jaring”. Meski pernah sedikit minder dan malu namun, ia tetap tidak patah semangat untuk bersekolah di sini.
            SMK Perikanan dan Kelautan yang terletak di Jalan Sribayintan daerah Kijang ini memang memiliki sekolah yang ada selentingan mengatakan bahwa sekolah tersebut seperti sekolah dalam Laskar Pelangi. Di daerah Bintan hanya SMK Perikanan dan Kelautan hanya satu-satunya. Seluruh siswanya berjumlah 49 siswa. Untuk kelas X berjumlah 12 orang, kelas XI berjumlah 22 orang, dan kelas XII berjumlah 15 orang. Meski hanya memiliki 49 siswa namun, sekolah ini memiliki banyak piala yang telah di dapat dari kerja keras para siswanya
            NoTika dan teknika adalah jurusan yang terdapat di sini. NoTika adalah jurusan yang pembelajarannya mengenai urusan kapal-kapal penangkap ikan. Nantinya di letakkan di
Candra dan Meli, kedua  siswa SMK Perikanan dan Kelautan yang berprestasi.
dek-dek sehingga bisa berlayar. Lain halnya dengan Teknika, jurusan ini ialah mengenai hal-hal permesinan dalam kapal.
            Meski sekolah mereka ini sangat jauh dengan sekolah lainnya, namun kedua partner dalam OSIS ini tidak patah semangat. Mereka berusaha untuk memperkenalkan sekolah mereka kepada masyarakat atau sekolah lain. Mereka mengadakan pertandingan persahabatan, mengikuti seminar atau pelatihan-pelatihan sehingga mampu memperkenalkan sekolah mereka ini.
            Lulusan dari SMK Pertanian dan Perikanan ini telah terbukti, ada yang kini telah menjadi Kapten bahkan meski jauh melenceng namun, ada juga yang lulusan sini menjadi seorang bidan. Disekolah ini juga terdapat guru yang di favoritkan oleh siswanya. Menurut Candra “Pak Herman dan Pak Sutrisno yang menjadi favorit para siswa”.
            Dengan semua kondisi yang terdapat di sekolah ini. Para siswanya tetap merasa bangga dan percaya diri karena pakaian sekolah yang mereka kenakan lain dari sekolah lain karena mereka akan terlihat lebih gagah. Di sela-sela pembicaraan sambil menutup wawancara tiba di tanya menegenai sosok pacar kedua siswa ini hanya tersenyum malu. Apakah mereka sudah memiliki pacar atau belum sulit diketahui namun, semangat mereka untuk memajukan sekolah mereka ini tetap terpancar jelas dari cara mereka menjawab tiap pertanyaan. Karena tidak ada sedikit keraguan dari jawaban mereka tersebut. (Zai)

Kamis, 09 Mei 2013

Nikmatnya Kopi HAWAI


Bang Zul, 30, tersenyum manis sambil menyereput manisnya kopi buatan Pak Butet. Ia asli orang Tanjungpinang. Ia merupakan salah satu pelanggan setia kedai kopi Hawai. Meski sudah 30 tahun Bg Zul orangnya manis namun sayang, ia sampai sekarang masih belum memiliki istri yang bisa membuatkan ia secangkir kopi di pagi hari.
“Banyak yang datang ke sini. Yang datang itu orang-orang Dinas, warga biasa baik dari Tanjungpinang ataupun di sekitaran Kijang” ungkap Bang Zul sambil sedikit menyeruput kopinya kembali. Siapa yang tidak kenal kedai kopi kopi Hawai. Kedai kopi ini sudah berdiri sejak zaman orang tua saya masih pada muda-muda kira-kira sekitar tahun 80-an. Memang Pak Butet mampu melayani pengujungnya dengan baik dan setia hingga sampai sekarang kedai kopi miliknya tiada siapapun yang mampu menandingi kehebatannya.
            Jalan Pasar Berdikari no 177 Kijang, disitulah dibngun kedai kopi yang nikmat dan mampu menggugah selera warga. Di kala matahari belum menunjukkan semua tubuhnya bahkan tetesan embun masih membasahi dedaunan dan terpaan semilir angin para karyawan kedai kopi ini sudah membuka tempat kerjanya. Dari jam 6 sampai jam 4 atau hampir jam 5 para karyawan setia Pak Butet bekerja untuknya.
            Pak Butet dan para karyawannya membuat kopi yang sesuai dengan pesanan pelanggan sehingga para pelanggan tidak kecewa dan membuat mereka untuk datang lagi dan lagi. Setiap harga yang ditentukan di sini sudah tentu sama saja dengan harga di tempat lain. Semuanya murah meriah saja dan tentu di jangkau oleh kocek para warga.
            Tempat yang memang nikmat digunakan untuk berkumpul bersama teman ataupun saudara sambil mencicipi minuman kopi yang terkanal nikmat ini. Tidak hanya kopi biasa yang di jual di sini Pak Butet menyiapkan minuman lainnya yang tidak kalah nikmatnya sehingga mampu menggugah pengunjung. Kopi dengan tambahan kekentalan dan kenikmatan dari susu jadi lah kopi susu dengan harga Rp6.000,00. Selain si hitam kopi juga ada the dengan tambahan kekentalan dan kenikmatan si putih susu menjadikannya teh susu dengan harga yang sama dengan kopi susu.
            Pelanggan pria juga tidak perlu khawatir. Buat mereka yang sudah tercandu oleh virus yang namanya tembakau yang diracik sedemikian rupa sehingga muncullah yang namanya Rokok. Bermacam-macam jenis rokok juga tersedia di warung sedehana ini. Kini si hitam yang memang sengaja di datangkan dari Jambi ini mampu mencukupi beberapa keluarga hingga dapat berkembang pesat sampai saat ini.
            Menurut Pak Butet kini ia telah tua fisknya tidak sekuat dulu bahkan rambutnya yang hitam kini memiliki warna yang lain. Sehingga ia pun menyerahkan kedai kopi yang ia rintis ini kepada anak-anaknya. Biarkanlah anaknya yang menjalankan usaha ini. Namun, meski sudah berpindah tangan tetap saja kenikmatan pengolahan biji hitam ini tidak berubah dari tahun ke tahun. (Zai)
Pemandangan dari depan Kedai Kopi HAwai yang terkenal nikmat.

Rabu, 08 Mei 2013

Kini Kelangkaan Solar Terjadi Kembali



pemandangan yang terlihat saat mengantri di pertamina Kijang

BATAM, TRIBUN – Kini kelangkaan BBM kembali melanda. Rabu (8/5), di Pertamina Kijang antrian truk sangat panjang hingga ke jalan untuk mengantri mnedapatkan solar.
Aktivitas ini akan terlihat setiap harinya selama masih kurangnya ketersediaan solar yang ada. Salah satu supir truk Bapak Priyodi (40thn) yang telah mengantri mengatakan “Solar masuk dari jam 12 atau jam 1 itupun sudah di batasi sampai jam 3 sore saja sudah ditutup”. Dengan ketersediaan solar yang ada hanya di batasi setiap harinya segitu akan menyebabkan banyaknya kerugian yang akan di alami oleh semua pekerja truk besar.
Kemacetan ini setiap harinya selalu tejadi, meskipun sudah mengantri lama belum tentu mereka masih bisa mendapatkan solar tersebut. Kelangkaan yang terjadi di pertamina Kijang ini hanya terjadi pada BBM solar untuk premium taupun pertamax tidak terjadi hal yang serupa.
Ada sekitar 10 lebih truk yang berbaris mengantri untuk mendapatkan solar agar truk yang mereka bawa dapat berjalan. Para supir truk pun merasa banyak mengalami kerugian dengan hal ini. Mereka harus mengantri lama sehingga seharusnya mereka bisa melakukan beberapa trip untuk carteran sekarang hanya bisa melakukan dua kali saja. Di sela-sela akhir wawancara Bapak Priyodi mengatakan “Kerja seperti ini terus menjadi terbatas, kita punya keungan juga tidak menentu dengan keterbatasan solar seperti ini”. (Zai)

Jumat, 03 Mei 2013

Ita yang Berprestasi dalam Bidang Olahraga


           
                  
Ita, salah satu Mahasiswi Jurusan IAN di Universitas STISIPOL yang memiliki prestasi gemilang dalam olahraga voli.
Tanjungpinang –
Tomboy, energik dan tampil sederhana itulah kesan pertama yang nampak dari gaya Ita Ayu Arisma   yang kerap di sapa Ita. Gadis asal Serasan ini merantau ke Tanjungpinang untuk melanjutkan kuliahnya agar mendapat gelar 1.
            Bola voli adalah suatu kebanggaan untuknya. Karena dari bermain bola voli itu ia pernah mendapatkan juara 3 dalam kejuaraan bola voli yang telah dia ikuti. Gadis berusia 18 tahun ini juga pernah mengikuti beberapa perlombaan lainnya, seperti Lempar Lebing, Tolak Peluru, dan beberapa jenis olahraga yang memang memiliki kerja keras dan fisik yang kuat. Memang meskipun tidak masuk dalam 3 besar tetapi ia masih mendapatkan predikat juara harapan satu dalam perlombaan tersebut.
            Voli yang juga merupakan hobbynya yang mampu membantu ia untuk mendapatkan juara dalam perlombaan bola voli. Kedua orang tuanya juga sangat mendukung apa yang kini dilakukan oleh Ita. Namun, jangan sampai dengan mengikuti kejuaraan bola voli ini ia sampai melantarkan kuliahnya sehingga lama untuk lulus. Kini Ita menjadi salah satu mahasiswa semester II di Universitas STISIPOL dengan jurusan IAN.
            Gadis remaja ini sangat menyukai hal-hal yang berhubungan dengan aktifitas yang dilakukan oleh pria. Sedikit kesusahan untuk Ita membagi waktu antara kuliah dan bola voli. Ita selalu latihan minimal 2 kali dalam seminggu. Namun, yang menjadi kendalanya ialah jika harus ada pertandingan yang jadwalnya bentrok dengan perkuliahan maka dia akan pusing harus memilih yang mana.
            Ujar Ita sambil sedikit tertawa malu “Saya pernah bolos untuk kuliah karena saya harus pergi ke Batam untuk mnegikuti perlombaan karena saat itu sudah masuk final dan tanggung kalau tidak diikuti”. Dengan ucapan Ita tersebut nampaklah bahwa ia akan memilih bola voli daripada perkuliahan jika nanti terjadi hal yang serupa. Meskipun begitu Ita juga ingin menjadi seorang PNS sesuai kemauan kedua orang tuanya yang profesi tersebut sangat bertentangan jauh dengan cita-cita Ita sendiri yaitu untuk menjadi seorang pemain bola voli yang terkenal.
            Disela akhir wawancara ada sebuah pertanyaan yang membuat Ita binggung. Saat ditanya mengenai moto hidupnya ia bingung dan malah bertanya kembali setelah dijelaskan dengan sedikit tawa malu Ita menjawab “Saya tidak tau moto hidup saya yang penting kita selalu menanamkan sikap optimis pada setiap permainan”.